Maafkan aku yang ingkar janji...
Maafkan aku yang masih menangis...
Maafkan aku malaikat senjaku...
Kenangan itu selalu memaksa ku untuk mengingatmu. Mengingat semua yang ada
padamu. Mengingat tulus cintamu yang tak pernah bisa ku sambut cerah.
Aku memang bukan sebongkah mutiara yang harus selalu kau jaga. Aku juga bukan
makhluk spesial yang terus ada di hatimu. Aku hanya seorang anak manusia biasa
yang semakin lama waktu menyeret, kamu pasti akan lupa.
34 hari bersamamu, seharusnya cukup untukku bisa mengerti apa yang sebenarnya
kamu mau. Tapi apa yang ku lakukan. Aku justru membuat semua menjadi kacau.
Maafkan aku yang bertahan dengan egoku, memaksa mu untuk bisa mengerti masa
laluku. Padahal aku tahu cerita lamamu dan itu bahkan jauh lebih rumit dari apa
yang ku bayangkan.
Malaikat senjaku...
Mungkinkah aku yang kau maksud di kata-katamu beberapa waktu lalu ?
Jika iya, aku pun begitu. Aku hanya belum mempunyai keberanian yang besar untuk
bisa berkata jujur. Sekali lagi maafkan aku yang ingkar janji.
Sikap tak acuhku padamu, bukan berarti aku tidak menyayangimu. Jauh di bilik
hatiku aku masih menyimpan namamu. Namamu yang hanya bisa ku rapal ketika aku
merindukanmu.
Aku sadar, terkdang sikap egois ku mengalahkan semuanya. Melumat habis semua
yang harusnya ku utarakan, namun rasa
gengsi ku yang terlalu tinggi menyebabkan aku harus mengubur semuanya.
Terkadang aku berfikir, setelah lama kita tidak bertegur sapa mungkinkah masih
ada namaku terselip di antara ribuan nama lain.
Di saat senyum itu bukan di tujukan untukku lagi, apa yang bisa ku lakukan ?
Di saat aku rapuh, aku terbiasa dengan rangkulan nasihat-nasihatmu yang
menangkan.
Di saat sepi merayap di malam sunyiku, aku terbiasa dengan sikap humorismu.
Di saat aku menangis aku terbiasa membiarkan mu menghapus air mataku.
Di saat aku butuh perhatianmu, aku terbiasa dengan sikapmu yang memanjakanku.
Sungguh, aku merindumu.
Cerita itu memang singkat, tapi justru itu yang membuatnya melekat kuat di
batinku.
#malaikat senja