Aku pernah
bercerita pada langit, jika aku bermimpi menjadi kuas. Kuas yang mampu melukis
di atas kanvas. Kuas yang berperan penting dalam pembuatan sebuah lukisan. Kuas
yang kecil namun tanpa di sadari memiliki fungsi yang luar biasa. Tanpa kuas
akankah kanvas mampu melukis dengan sendirinya?
Aku pernah
bercerita pada udara, jika aku ingin menjadi angin. Ya, angin yang kehadirannya
hanya bisa dirasakan, tanpa di sentuh apalagi di genggam. Tanpa pernah ada yang
menghiraukan apakah angin pernah berdecit? Setidaknya mengeluarkan sedikit
suara sayatan.
Hhmmm...
Jika kali ini
aku bertanya dan bukan bercerita akankah bintang mampu menjawab. Apa yang kau
tahu dari definisi waktu?
Diam. Kenapa
kau hanya diam. Apakah kau meminta ku terlebih dahulu mengeluarkan argumen. Ya,
mungkin lebih baik begitu. Menurutku definisi waktu adalah masa lalu, sekarang
dan masa yang akan datang.
Ya, masa
lalu. Masa lalu yang hidup bersama kenangan. Tentang warna hidupku dulu.
Merindukannya?
Bolehkah ku
lakukan?
Jika di
langgar pun aku takkan peduli. Aku akan selalu merindukannya. Di setiap helaan
nafas. Di setiap denyutan nadi selalu akan ada masa lalu di hatiku. Meski nanti
sedikit cerita itu akan pudar, namun tiada yang mampu merubah mutiara menjadi
besi berkarat. Meski ia akan hilang, tiada yang mampu merubah kodratnya dari
kepingan cerita lama.
Sekarang.
Apakah kau
tahu bintang?
Aku punya
banyak rahasia yang memang harus ku pendam sendiri. Tanpa berbagi, tanpa memberinya
sedikit cela kecil agar bisa lepas dari penjaraku.
Kau tahu itu
kenapa?
Sepertinya
kau pun tak perlu tahu itu.
Kau tahu
bintang. Aku lelah dengan semua keadaanku. Lelah jika harus terus bertahan.
Lelah jika harus terus berteman dengan hujan. Hujan yang selalu mengguyurku
dengan elegi berlanjut. Menyerang ku dengan peluru yang terus menerus tanpa
henti. Yang selalu menekan kesunyian. Menghadirkan kesepian. Dan selalu menjadi
teman di kala sungai kecil mulai mencari tempat bermuara.
Sekarang
semua kembali hitam. Tanpa warna jelas yang mampu membuatku tertawa. Tanpa
warna pasti yang mampu membuat hariku menari bebas.
Dan sekarang
aku mulai jatuh!
Berteman
dengan pekat malam bukan hal baru untukku.
Tersenyum
dalam tangis bukan hal biasa lagi untukku.
Dan tertawa
hambar pun sudah biasa ku lakukan.
Kau tahu
bintang apa yang mampu membuatku bisa bertahan hingga detik ini?
Kau tahu?
Jawabanku
hanya satu SAHABATKU.
Masa yang
akan datang.
Tak ada yang
ku ketahui. Tak ada yang bisa kuduga apa yang nanti akan terjadi. Bahkan aku
pun penasaran apa yang akan terjadi pada ending kehidupanku. Di saat nafasku
mulai memburu. Di saat kesakitan akan mulai merajalela di tubuhku. Apa yang
akan terjadi ? Akankah kepingan masa lalu itu datang ? Setidaknya memberi kado
indah berbungkus senyum manis yang akan mengantar kepulanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar