Dalam hening aku menerawang...
Dalam sunyi aku berfikir...
Dalam diam aku tersentak...
Hatiku yang bergemuruh...
Seketika kelu...
Saat mendengar satu pernyataan tak terduga darinya...
Kembali terpekur dalam senja yang mulai menyambut...
Aku diam seribu bahasa...
Gerimisku pecah...
Hatiku di sayat...
Di iris...
Di siram air garam...
Lalu di buang di bawah teriknya matahari...
Pedih...
Perih...
Pilu...
Semua jadi satu...
Satu pertanyaan yang seharusnya menjadikan hati tersenyum...
Tapi justru membuat batin menangis...
Dia ?
Bukan orang spesialku...
Bukan kupu-kupu masa laluku...
Dia ?
Orang yang membuat aku terisak perih...
Dalam balutan langit senja...
Membuat aku merasakan kembali sakit itu...
Kenapa aku harus serapuh ini...
Kenapa aku takut menyakitinya...
Kenapa terlalu sulit bagiku untuk memutuskan pilihan...
Kemana hilangnya kekuatanku...
Apa tegar itu tlah jauh di bawa terbang angin...
Dan tak kunjung menemukan peraduannya...
Aku yang kini bagai kapas yang siap di terbangkan angin...
Pasrah dengan keadaan yang memaksakan aku untuk tak bahagia...
Kembali terpekur...
Duduk termangu di hadapanya...
Dalam balutan elegi yang apabila di sentuh akan melukai pemiliknya...
Namun dia...
Dia terlalu sabar untukku...
Dan satu hal yang sukses meyakinkan kalbu...
Bahwa dia sosok sempurna...
Tak ingin lama terjerat cinta semu...
Ku pilih dia pengganti cerita lama...
Ku tersenyum pasti...
Walau tak bisa ku pungkiri bahwa ada beban disana...
Kini senja tersenyum manis padaku...
Seakan ingin mengucapkan selamat atas pilihanku...
Kini mereka berteriak atas kebahagian sesaat ini...
Kebahagiaan yang menyiksa...
Bukan menghangatkan...
Ku arungi gelombang penuh beban...
Hingga ku tautkan hatiku untuknya...
Ku lepas masa lalu...
Ku biarkan sang merpati terbang...
Kini anganku hanya untuk dia...
Kini sayangku milik dia...
Semakin lama ku mengenalnya...
Semakin sakit jika aku tak bisa menyayangnya sepenuh hati...
Asaku menangis jika aku tak bisa membalas pelukan hatinya...
Sesaat...
Ku lewati hari penuh makna bersamanya...
Penuh canda yang membuatku mampu sejenak melupakan merpati...
Hingga tanpa ku sadari merpati itu muncul saat aku mulai yakin jika aku sayang dia...
Merpati itu seakan ingin menggodaku untuk tetap harus mengingat masa lalu...
Merpati itu seolah tak rela jika aku harus mengganti posisinya...
Ku jalin persahabatan...
Ku peduli akan ceritanya...
Ku perhatikan setiap jalan yang merpati tempuh...
Tak ingin ku buat seolah aku melupakannya...
Tapi dia merasa beda...
Dia merasa aku lebih peduli akan merpati...
Dia ?
Sungguh salah besar...
Sejak hadirnya aku memilih menitipkan hatiku untuknya...
Sejak hadirnya aku memutuskan untuk tak lagi mencintanya...
Meski sulit tapi tetap ku coba...
Tak ku hiraukan seberapa sering batin menangis...
Sekencang apa kalbu berteriak...
Yang ku tahu aku harus belajar dan terus belajar...
Sampai aku bisa mencintanya...
Kini senja kembali menyapaku...
Seakan ingin memaksaku untuk bercerita...
Tapi kini sungguh beda...
Aku merasa ada sesuatu yang hilang...
Aku merasa hampa...
Tak ingin lama termangu ku paksa hati untuk kembali tegar...
Saat ku sadari dia telah jauh pergi...
Meninggalkan aku dalam sakit yang tak berujung...
Ku tanya langit...
Ku tanya hati...
Kemana...Kemana hilangnya janji hari itu ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar