Malam sunyi
mulai mencekam bumi, membuat mata mengalami kantuk yang begitu mendera.
Sentuhan belai angin pun mulai memanjakan dengan semua kelembutan yang ia
miliki untuk seseorang yang kini sedang di peluk mimpi.
Di serang
alam bawah sadar yang mulai menjalar, ada sebuah cahaya terang yang
membangunkanku di alam mimpi. Peri-peri cantik mulai menarikku menuju sebuah
lapangan. Ku lihat seksama, ku pusatkan perhatian pada barisan rapi yang
panjang itu aku kenal mereka dan aku sangat hafal dengan apa yang mereka
lakukan sekarang. Entah angin apa yang kini membantu mendorong kakiku tuk
segara bergabung dengan mereka.
“Ta, ayo kita
udah telat...” ujar seorang temanku dengan cemas.
Dengan tatapan
tak percaya. Aku mulai sadar, dengan segenap kesadaran itu ku langkahkan kaki
dengan pasti. Hatiku mulai membatin benarkah semua ini nyata, benarkah kami
akan kembali melakukannya seperti beberapa waktu yang lalu.
Argh,
entahlah aku tak mau pusing dengan semua itu. Yang aku ingin saat ini hanyalah
menari sebaik mungkin. Sesekali ku lirik mereka yang ada di sekitarku. Inilah
orang-orang yang sangat aku rindukan. Orang yang dulu pernah mengukir prestasi
untuk sekolah tercinta. Orang yang dulu pernah menghabiskan waktu istirahatnya
untuk rela berpanas-panas di tengah lapangan. Orang yang selalu memberikan
semangatnya untuk bisa dia tunjukkan bahwa dia sayang, bahwa dia cinta dan
dengan usaha yang di iringi do’a bersama mampu membawa nama sekolah dengan
baik.
Senyumku mulai tersungging, ku peluk erat mereka para
seniorku. Ku bisikkan pada mereka betapa aku sangat merindukan saat-saat
seperti ini. Betapa aku sangat rindu melodi indah yang dulu selalu bisa
ku dengarkan. Betapa aku sangat sayang akan semua yang kini terlihat jelas di
hadapanku. Tak bisaku gambarkan betapa bahagianya aku berkumpul bersama mereka
lagi.
Kembali ku
lirik mereka sekali lagi, namun kali ini semua samar-samar . Semua abu-abu. Dan
kembali gelap. Peri-peri cantik itu mengembalikanku dalam buai angin malam.
Membiarkan aku kembali dengan kerinduan yang masih mencekam.
Gelisah mulai
mendera, mentari pagi mulai merayap. Kicau burung membangunkanku. Ku kerjapkan
mata, ku tatap sekeliling. Oh, ternyata semua hanya mimpi. Tubuhku lemas
seketika, saat aku mulai sadar bahwa semua memang hanya mimpi, bunga tidurku
tadi malam yang sepertinya enggan menjelma nyata. Ingin ku luapkan semua emosi
yang kini menggelora di hati, ingin ku lepas rasa rinduku pada mereka. Ingin ku
lepas rasa rinduku pada melodi.
Oh, Rabb ..
Aku ingin,
bahkan aku sangat berharap bisa kembali seperti waktu itu. Berkumpul dan
berjuang bersama atas nama sekolah. Robb, aku yakin nanti jika memang saatnya
aku pasti di pertemukan lagi dengan mereka yang pasti akan lebih hebat dari
sebelumnya. Aku yakin itu!
Dan satu hal
yang pasti, aku bangga pernah menjadi bagian dari mereka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar