Senin, 07 Januari 2013

Waktu Ku Semakin Dekat


Saat keindahan dunia tak lagi kurasa.
Saat senyum orang-orang teristimewa tak lagi bisa ku lihat.
Saat gemuruh canda tak lagi bisa ku dengar.
Saat menulis bukan lagi hobbyku.
Yang tersisa hanya kesepian.

Di peluk bumi pasti akan di rasakan semua orang. Jika saatnya tiba ia pasti akan merenggut semua yang telah dapatkan berganti dengan gelap, hampa, tiada berteman. Saat itu yang ada hanya penyesalan.

Penyesalan yang datang silih berganti, tiada henti. Sesak oleh tangis tak akan mampu menghantarkan kembali menuju dunia untuk sekedar memperbaiki semuanya.

Jutaan permohonan, bahkan bersimpuh pun tak akan pernah di dengar lagi. Karena waktu telah habis. Kesempatan tak mungkin datang dua kali.

Ya, cepat atau lambat semua pasti akan terjadi. Membawaku terbang bersama angin, hingga roh akan sampai di tempat tujuannya.

Sebelum semua terjadi, selagi waktuku masih tersisa. Sebelum penyesalan hanya tinggal penyesalan. Sebelum harapan tak lagi menjadi teman.

Aku tahu, bahkan aku sangat sadar. Aku hanya seorang yang hina. Tidak istimewa. Tidak special. Bahkan tak patut untuk di kenang. Namun, aku hanya ingin kalian tahu aku sangat bahagia pernah mengenal kalian. Aku akan selalu menyimpan semua kenagan yang ku dapatkan di dalam diary kehidupanku.

Sederet luka yang ku ciptakan...
Sejuta kalimat yang menyakiti...
Ribuan kesalahan yang ku lakukan...
Tak akan pernah mampu tergantikan dengan hanya kata MAAF.

Terlalu banyak, takkan pernah terhitung. Sejumlah dosa yang ku perbuat.

Saat aku hanya bisa membuat orang lain menangis karena sikapku.
Saat aku hanya bisa menyinggung orang lain.
Saat aku bertahan dengan keegoiskanku.
Ya, Allah. Ya Robbi ku. Sungguh hinanya hamba mu ini.
Tak pernah sekilpun ia membuat orang lain tersenyum.

Ampuni aku ya Allah...
Ampuni aku...

Saat kata khilaf, bukan jadi alasan yang tepat untuk menutupi kesalahan. Hukum aku ya Allah L

Waktuku yang kian hari, kian dekat.
Hanya semakin membuatku takut.

Saat aku bertanya dalam diam.
Masih mampukah aku tersenyum, saat ribuan dosa bahkan lebih banyak dari amalku ?

Jika nanti keretaku telah tiba dan mulai perlahan mengiringi perjalanan panjangku. Izinkan aku sejenak dapat mengucap kata Maaf dan melihat mereka tersenyum. Meski sekilas, tapi itulah hadiah terindah yang dapat membuatku sedikit tenang berjalan jauh meninggalkan bumi.

Semua yang ku kenal dan semua yang mengenalku. Aku hanya ingin mengucap kata maaf dan terima kasih, sebelum waktuku benar-benar habis. Meski aku tahu kalian tak butuh kedua kata itu. Aku hanya ingin pamit, jika nanti waktu itu tiba.

Waktu yang tidak ku ketahui, kapan saatnya benar akan tiba.
Mungin nanti, esok, atau mungkin tuhan masih membiarkan ku untuk hidup lebih lama.
Yang pasti waktu itu akan semakin dekat.

Senja Dimatamu


Hari ini aku ingin kembali menelusup bersama angin...
Terbang bebas di atas taman impian...
Mencari bintang di tengah senja...
Berlari bersama waktu...
Agar malam tak segera menjemput...

Namun nyatanya sungguh ironis...
Aku justru terdampar di bilik sunyi...
Aku justru tenggelam dimakan kegelapan...
Dan aku kembali rapuh...

Aku tak butuh fajar...
Karena ku tahu saat itu kamu akan kembali pergi...
Aku tak butuh siang...
Karena saat itu kamu menyimpan kecewa...
Aku juga tak butuh malam...
Yang ku tahu kamu tak akan terlihat saat itu...

Aku hanya butuh senja...
Dimana saat itu kamu akan kembali...
Membawa damai...
Meniti asa di tengah hujan...
Memupuk cinta di atas angin...

Pagi yang tersenyum, siang yang tertawa bahkan malam yang selalu mengejek...
Di sentuh jilatan mentari justru hanya akan membunuhku...

Sii "Green" !



Logikaku benar-benar tak terkendali...
Entah waktu yang terlalu cepat...
Atau aku yang belum siap...

Dewa rindu itu selalu menyerangku tanpa ampun...
Bahkan derai hujan pun tak mampu menghalaunya...

Pedang bernama kasih itu terlalu kejam...
Sulit untuk percaya bahwa dia hadir lagi...
Kisah lama yang tlah usang itu kini kembali terkuak...
Kehadirannya yang tanpa sadar meyakinkanku...

Perlahan rasa hampa yang semula membuncah...
Kini mulai lenyap...
Berganti harapan yang akan lebih baik...

#malaikat senja

Entahlah

Assalamu’alaikum

Apa kabar malaikat senja?
Masih ingat aku?
Jika masih bolehkah aku meminta kau melemparkan senyuman untukku. Tapi jika tidak, aku tidak akan memaksa untuk kau mengingatnya.
Aku cukup tahu diri, jika aku bukan orang spesial yang patut kau ingat.
Aku hanya satu di antara sejuta manusia yang menyayangimu, meskipun semua telah lama berlalu namun memori ingatan ku masih cukup kuat untuk menyimpan semuanya di hatiku.
Dalam relung batinku masih ada bilik yang selalu ku rawat, berharap suatu saat nanti kau kan kembali menempatinya. Sebagai sahabatku.
Sering terlintas bayang semu milikmu di benakku, menelusup bebas dan menaburkan benih kerinduan. Benih yang akhirnya tumbuh rimbun dengan nama kasih sayang.

Masih berlakukah pesan terakhirmu untukku ?
Pesanmu agar kita tetap menjadi teman yang baik, namun nyatanya yang terjadi justru sebaliknya.
Mereka bilang kita di pertemukan dalam kondisi yang salah, apa kau percaya?
Ah, entahlah.
Mungkin waktu sedang bermain-main.
Mungkin juga nanti waktu yang akan mempertemukan kita di saat yang tepat.
Yang pasti dengan keadaan yang akan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Terlalu banyak bicara membuat ku lelah dengan sendirinya, aku datang tanpa permisi dan izinkan aku pergi tanpa pamit padamu.

Wassalamu’alaikum.

Abu-abu Warna Cinta


Koridor sekolah punya cerita...
Saksi bisu kisah cinta dua anak manusia...
Lembayung senja punya kenangan...
Tragedi hujan di bawah langit cerah...
Dua warna cinta menyimpan makna...
Tentang keputusan yang masih abu-abu...

Laksana bintang yang hadir di saat senja...
Bak mentari yang bersinar di kala malam...
Semua tahu itu sangat tidak mungkin...

Peri-peri waktu yang selalu berbisik manja...
Seakan bergumam betapa bodohnya sang gadis...
Tertawa dalam kepedihan...
Di hadapan malaikat yang terlalu suci...