Saat keindahan dunia tak lagi kurasa.
Saat senyum orang-orang teristimewa tak lagi bisa ku lihat.
Saat gemuruh canda tak lagi bisa ku dengar.
Saat menulis bukan lagi hobbyku.
Yang tersisa hanya kesepian.
Di peluk bumi pasti akan di rasakan semua orang. Jika saatnya tiba ia pasti akan merenggut semua yang telah dapatkan berganti dengan gelap, hampa, tiada berteman. Saat itu yang ada hanya penyesalan.
Penyesalan yang datang silih berganti, tiada henti. Sesak oleh tangis tak akan mampu menghantarkan kembali menuju dunia untuk sekedar memperbaiki semuanya.
Jutaan permohonan, bahkan bersimpuh pun tak akan pernah di dengar lagi. Karena waktu telah habis. Kesempatan tak mungkin datang dua kali.
Ya, cepat atau lambat semua pasti akan terjadi. Membawaku terbang bersama angin, hingga roh akan sampai di tempat tujuannya.
Sebelum semua terjadi, selagi waktuku masih tersisa. Sebelum penyesalan hanya tinggal penyesalan. Sebelum harapan tak lagi menjadi teman.
Aku tahu, bahkan aku sangat sadar. Aku hanya seorang yang hina. Tidak istimewa. Tidak special. Bahkan tak patut untuk di kenang. Namun, aku hanya ingin kalian tahu aku sangat bahagia pernah mengenal kalian. Aku akan selalu menyimpan semua kenagan yang ku dapatkan di dalam diary kehidupanku.
Sederet luka yang ku ciptakan...
Sejuta kalimat yang menyakiti...
Ribuan kesalahan yang ku lakukan...
Tak akan pernah mampu tergantikan dengan hanya kata MAAF.
Terlalu banyak, takkan pernah terhitung. Sejumlah dosa yang ku perbuat.
Saat aku hanya bisa membuat orang lain menangis karena sikapku.
Saat aku hanya bisa menyinggung orang lain.
Saat aku bertahan dengan keegoiskanku.
Ya, Allah. Ya Robbi ku. Sungguh hinanya hamba mu ini.
Tak pernah sekilpun ia membuat orang lain tersenyum.
Ampuni aku ya Allah...
Ampuni aku...
Saat kata khilaf, bukan jadi alasan yang tepat untuk menutupi kesalahan. Hukum aku ya Allah L
Waktuku yang kian hari, kian dekat.
Hanya semakin membuatku takut.
Saat aku bertanya dalam diam.
Masih mampukah aku tersenyum, saat ribuan dosa bahkan lebih banyak dari amalku ?
Jika nanti keretaku telah tiba dan mulai perlahan mengiringi perjalanan panjangku. Izinkan aku sejenak dapat mengucap kata Maaf dan melihat mereka tersenyum. Meski sekilas, tapi itulah hadiah terindah yang dapat membuatku sedikit tenang berjalan jauh meninggalkan bumi.
Semua yang ku kenal dan semua yang mengenalku. Aku hanya ingin mengucap kata maaf dan terima kasih, sebelum waktuku benar-benar habis. Meski aku tahu kalian tak butuh kedua kata itu. Aku hanya ingin pamit, jika nanti waktu itu tiba.
Waktu yang tidak ku ketahui, kapan saatnya benar akan tiba.
Mungin nanti, esok, atau mungkin tuhan masih membiarkan ku untuk hidup lebih lama.
Yang pasti waktu itu akan semakin dekat.
Saat senyum orang-orang teristimewa tak lagi bisa ku lihat.
Saat gemuruh canda tak lagi bisa ku dengar.
Saat menulis bukan lagi hobbyku.
Yang tersisa hanya kesepian.
Di peluk bumi pasti akan di rasakan semua orang. Jika saatnya tiba ia pasti akan merenggut semua yang telah dapatkan berganti dengan gelap, hampa, tiada berteman. Saat itu yang ada hanya penyesalan.
Penyesalan yang datang silih berganti, tiada henti. Sesak oleh tangis tak akan mampu menghantarkan kembali menuju dunia untuk sekedar memperbaiki semuanya.
Jutaan permohonan, bahkan bersimpuh pun tak akan pernah di dengar lagi. Karena waktu telah habis. Kesempatan tak mungkin datang dua kali.
Ya, cepat atau lambat semua pasti akan terjadi. Membawaku terbang bersama angin, hingga roh akan sampai di tempat tujuannya.
Sebelum semua terjadi, selagi waktuku masih tersisa. Sebelum penyesalan hanya tinggal penyesalan. Sebelum harapan tak lagi menjadi teman.
Aku tahu, bahkan aku sangat sadar. Aku hanya seorang yang hina. Tidak istimewa. Tidak special. Bahkan tak patut untuk di kenang. Namun, aku hanya ingin kalian tahu aku sangat bahagia pernah mengenal kalian. Aku akan selalu menyimpan semua kenagan yang ku dapatkan di dalam diary kehidupanku.
Sederet luka yang ku ciptakan...
Sejuta kalimat yang menyakiti...
Ribuan kesalahan yang ku lakukan...
Tak akan pernah mampu tergantikan dengan hanya kata MAAF.
Terlalu banyak, takkan pernah terhitung. Sejumlah dosa yang ku perbuat.
Saat aku hanya bisa membuat orang lain menangis karena sikapku.
Saat aku hanya bisa menyinggung orang lain.
Saat aku bertahan dengan keegoiskanku.
Ya, Allah. Ya Robbi ku. Sungguh hinanya hamba mu ini.
Tak pernah sekilpun ia membuat orang lain tersenyum.
Ampuni aku ya Allah...
Ampuni aku...
Saat kata khilaf, bukan jadi alasan yang tepat untuk menutupi kesalahan. Hukum aku ya Allah L
Waktuku yang kian hari, kian dekat.
Hanya semakin membuatku takut.
Saat aku bertanya dalam diam.
Masih mampukah aku tersenyum, saat ribuan dosa bahkan lebih banyak dari amalku ?
Jika nanti keretaku telah tiba dan mulai perlahan mengiringi perjalanan panjangku. Izinkan aku sejenak dapat mengucap kata Maaf dan melihat mereka tersenyum. Meski sekilas, tapi itulah hadiah terindah yang dapat membuatku sedikit tenang berjalan jauh meninggalkan bumi.
Semua yang ku kenal dan semua yang mengenalku. Aku hanya ingin mengucap kata maaf dan terima kasih, sebelum waktuku benar-benar habis. Meski aku tahu kalian tak butuh kedua kata itu. Aku hanya ingin pamit, jika nanti waktu itu tiba.
Waktu yang tidak ku ketahui, kapan saatnya benar akan tiba.
Mungin nanti, esok, atau mungkin tuhan masih membiarkan ku untuk hidup lebih lama.
Yang pasti waktu itu akan semakin dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar