Jumat, 31 Juli 2015

Madrasah Ku Sayang, Madrasah Kenanganku


MAN 1 Model Bengkulu

Entah sudah berapa lama tak ku langkahkan kaki menuju tempat ini. Dimana dulu setiap harinya tanpa bosan langkah kaki ku bersentuhan dengan aspalnya. Pemilik kenangan tak terbantahkan. Penyimpan cerita tak terkalahkan. Sepertinya kau tampak lebih menawan dari sebelumnya.

            Tak bisa ku bohongi rasa hati yang mencuat mencuri perhatian sejak beberapa saat yang lalu. Seperti terlempar ke masa lalu, aku seolah diseret memasuki dimensi waktu lampau.

            Aduhai, seperti ingin menangis, tapi pasti tampak bodoh. Setahun berlalu, setelah kisah ku juga kisah mereka harus usai di tempat ini. Ah, bukankah sejatinya hidup selalu tentang pertemuan dan perpisahan. Meski gerbang itu ku terobos setiap hari, tetap saja aku tak akan mampu memungut semua kenangan yang tertinggal.

            Madrasah ku sayang, Madrasah kenanganku. Tak pernah bosan ku pandangi meski seribu tahun berlalu. Empat tahun lalu, kau adalah perantara pertemuanku dengan para pejuang tangguh. Pejuang hebat yang kini tengah berserakan mencoba menjemput impian masing-masing.

            Ringan. Ringan sekali. Senyum dan tangis saling berebutan mengambil posisi. Bagaimana tidak, bangunan yang semakin tua ini tampak makin kokoh. Tampaknya pemimpin baru benar-benar mencoba melakukan yang terbaik.







   Lihatlah segala penjurunya!

               Lihatlah mereka para pemilik baru tempat ini!

            Mereka tampak riang. Semangat bocah-bocah itu mengingatkan ku pada mereka. Mereka yang sudah tak bergandengan tangan lagi. Mereka yang sudah menentukan tujuan hidup. Mereka yang tak pernah terlupakan. Mereka yang menempati ruang hati. Mereka yang telah terpatri. Hingga mendoakan mereka adalah kewajiban yang tak boleh alpa.

            Ah, tanpa sadar aku berkali-kali terlempar pada masa lalu. Meski ku mohon memutar waktu, itu adalah kegilaan. Memikirkannya pun serupa ketidakwarasan. Karena doraemon hanyalah fiksi yang tak mungkin. Pun mesin waktu yang dimiliknya.

            Sudahlah, sejarah memang selalu indah untuk di kenang. Namun, bukan berarti kita harus terus hidup di dalamnya. Sejarah ada karena masa depan pasti kedatangannya. Dan menjadikannya sebagai modal hidup adalah hal paling penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar