Hey, ada
apa denganmu wahai kalbu?
Kenapa
kau begitu sedih?
Kenapa hujan
deras selalu mengusikmu?
Argh,
melihat temanku penuh semangat menyiapkan kado spesial untuk dia yang tersayang
terbesit kesedihan mendalam di kalbu ku. Wahai teman aku ingin sepertimu saat
ini, berusaha memberikan yang terbaik untuk dia yang selalu di hati. Menjadi
orang pertama yang mengucapkannya. Dan melihat tawa hangat di hari spesialnya.
Seandainya beberapa waktu yang lalu aku bisa sepertimu, menyiapkan satu kado
spesial untuk salah satu orang tersayangku. Seandainya ada keyakinan di saat itu aku pasti
bisa melakukannya. Seandainya ada suatu keberanian terselip di antaranya pasti
kulakukan rencana besar yang telah lama aku persiapan.
Kalbu
maafkan aku, aku tak bisa membuatmu untuk tertawa lepas sabentar saja. Duri
tajam itu terlalu cepat kembali menghantam bagian terlemah di hidupku. Hingga
buatlah aku menyesal.
Kalbu
maafkan aku, aku belum bisa memberikan kebahagiaan untukmu. Selalu luka dan
penyesalan yang ku hadiahkan untukmu. Hanya goresan tanpa arti yang tetap
tinggal dan bersemayam di palung jiwa yang tak terlihat dan hanya dapat ku rasa
bila menatap dia yang ku sebut kakak.
Teman
sadarkah kau bahwa aku sangat ingin sepertimu saat ini!
