Salah
satu hari yang kan slalu ku kenang, hari yang bersejarah untukku. Namun tak
bisa kupungkiri bahwa saat itu hanyalah dia yang ada dalam bayanganku, hanya
ada dia dalam benakku. Hingga ku teteskan lagi butiran bening itu di hadapanmu.
Jujur hatiku menolak, ku masih berniat menunggu janjinya. Ku masih ingin setia
dengan janji manis yang pernah dia ucapkan.
Tapi...
Hanya
dengan bermodalkan suatu keyakinan aku berani mengambil keputusan memilihmu,
dan belajar melupakan dia. Ku yakinkan nurani bahwa kau mampu mengajari ku
mambunuh rasa itu. Ku bisikkan hatiku agar bisa memberikan tempat terindahnya
untukmu, dan kucoba sedikit menggeser posisi yang pernah dimilikinya untukmu.
Ku tahu
itu sulit, ku sadar itu akan sangat menyakitkan. Tapi kucoba tepiskan semua
keraguan itu, mencoba memberikan senyuman termanis yang ku miliki hanya
untukmu. Mecoba menyayangimu, seperti aku menyayanginya. Mencoba menjaga hatimu
semampuku.
Tapi
perasaan memang tak dapat dipaksakan, kita masih terjebak dalam masa lalu yang
indah. Bersama orang terindah yang mungkin posisinya takkan pernah bisa
tergantikan oleh siapa pun. Ku coba tersenyum saat kau bercerita tentangnya,
mungkin itu juga yang kau lakukan saat aku bercerita tentang dia.
Jujur
tak pernah terfikir olehku untuk hanya menjadikanmu sebagai pelampiasan. Ku
benar-benar berniat berhenti memikirkan dia. Tapi waktu berkata lain, semua itu
tak mampu kita lakukan. Semua berubah seiring dengan berjalannya waktu. Hingga
kita mengambil keputusan untuk berhenti sampai disini, mungkin ini memang
yang terbaik.
Terima
kasih ku ucapkan untuk semua kasih sayang yang pernah kau berikan.
Terima
kasih juga karna kau tlah mampu mengajariku melupakan dia :)
^ Janji
kelingking ^
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus