Untuk kamu
yang pernah memasuki hidupku, bahkan pernah mencoba untuk memasuki kawasan
singgasana kalbu. Kamu yang pernah mencoba memberikan hatimu untukku, walau
pada akhirnya masa lalumu tetap saja lebih bertahta di banding aku. Dan pada
akhirnya memang aku yang harus mengalah. Aku ikhlas, aku rela. Dan aku pun
sadar, aku sendiri belum bisa lepas dari bayang masa lalu.
Untuk kamu
yang ku anggap “KAKAK”. Tak pernah lelah kau berikan kasih sayang dan
perhatian, meski akhirnya kau tetap saja pergi dari hidupku setelah aku mulai
bisa menerima kehadiranmu.
Akhi, tahu
gak?
Orang yang selalu
kau panggil “ADIK” ini sangat menyayangimu, bukan sebagai seorang kekasih tapi sebagai
seorang saudara yang diciptakan Tuhan.
Akhi,
sekarang adikmu bingung. Kau semakin hari semakin menjauh dariku, bahkan
terkadang terlihat sikap ingin menghindar seolah aku ini musuh besarmu. Seolah
kau tak pernah mengenalku.
Akhi, aku
kangen kamu. Candaanmu, marahmu, perhatianmu bahkan perdebatan kita. Jujur aku
sedih, aku selalu bisa melihatmu bahkan terkadang jarak kita tak cukup jauh.
Tapi kenapa akhi kenapa selalu sikap dingin yang kau tunjukkan. Katakan kak,
katakan apa salah adikmu ini. Jika kau marah, marahlah kak aku terima tapi
jangan diamkan seperti ini.
Akhi, masih
ingat gak?
Saat pertama
kamu menyapaku dan memulai ta’aruf di pagi itu. Begitu banyak hal yang kamu
ketahui tentangku, hingga buatlah aku bingung. Kamu itu siapa? Tahu tentangku
darimana? Hingga ada seorang sahabat memberi tahuku siapa namamu. Aku baru
mengenalmu, tapi entah kenapa aku merasa telah lama dekat denganmu.
Akhi ingat
gak saat dimana kamu dipaksa mereka menyatakan perasaanmu. Aku menangis kak,
menangis di hadapanmu hatiku tak bisa bohong bahkan aku berharap bahwa kamu itu
dia.
Afwan akhi,
afwan aku tak ingin terlihat lemah dihadapanmu. Aku tak ingin menyakitimu. Kau
rela menunggu lama sekedar ingin mendengar jawabanku. Aku tak ingin
kecewakanmu, hingga ku putuskan membuka hati dan belajar melupakan dia.
Akhi masih
ingat gak saat adikmu ini membuat kau marah karena salah satu status di
jejaring sosial. Aku takut, aku cemas untuk pertama kalinya kau marah padaku.
Sekali lagi afwan akhi.
Terkadang aku
tersenyum kak, tersenyum bila mengingat saat kita masih bersama dulu. Andai
saja bisa ku ulang saat itu.
Kak, bolehkah
aku memberi tahu seperti apa sosok kamu di mataku.
Kamu sempurna
kak, kamu cowo terbaik yang pernah aku kenal. Jarang ku temui yang seperti
kamu, ketaatanmu pada Allah luar biasa. Kepatuhanmu pada orang tua tak bisa di
katakan. Sederet prestasi di sekolah mampu kau raih, bahkan di setiap kegiatan yang
kau ikuti kau selalu bisa menjadi yang terbaik. Kepedulianmu terhadap sesama
sangat menyentuh. Cinta tulusmu untuk seseorang sangat ikhlas. Akhi luar biasa.
Aku senang akhi, senang pernah menjadi bagian diary hidupmu.
Tapi akhi,
aku bingung sikapmu yang tertutup dan cuek sangat tak bisa di terka. Sulit
untuk di mengerti. Pernah ku coba memahami, namun aku yang terjebak.
Akhi, mungkin
aku bukan yang pertama. Dan aku juga tak bisa mengatakan ini secara langsung.
Aku ingin akhi, ingin sekali menjadi orang pertama yang mengucapkannya padamu.
Tapi percayalah ini tulus, sangat tulus ku rangkai kata pengganti maaf. Hari
ini tepat pukul 00.00 Kamis, 19 April 2012 ku ucapkan HAPPY BIRTHDAY TO YOU
KAKAK.
Usiamu
bertambah, waktumu di dunia semakin berkurang. Ku do’akan di hari yang istimewa
ini semoga kau dapatkan kado special dari orang tersayangmu. Kakak bisakah kau
percaya aku, aku tak melupakanmu. Aku juga tak bermaksud merubah diri di
hadapanmu. Aku kan pergi, pergi jauh setelah ku ucapakan Selamat Ulang Tahun
kakakku sayang :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar