Senin, 16 April 2012

Rintihan

Tuhan...
Ada apa ini?
Kenapa tiba-tiba aku teringat akan dia?
Kenapa aku baru merasa kehilangan?
Kenapa aku takut dengan sikapnya yang berubah?
Kenapa justru rasa bersalah selalu menghantuiku?

Apa iya rasa itu sama?
TIDAK, sama sekali tidak. Rasa itu jauh berbeda, sama sekali tak ada persamaan di antaranya.

Apa iya aku merasa kehilangan?
YA, jawabannya tentu iyaa. Aku benar-benar merasa kehilangannya, kehilangan seorang yang selalu membuat ku nyaman saat bersamanya. Seseorang yang pernah memberikan senyuman terindahnya untukku.

Apa iya aku merindukannya?
MUNGKIN, rasa itu selalu menekan nurani ku untuk menjawab iyaa. Ya, aku begitu merindukan sosok yang dulu selalu memberi ku kehangatan akan kasih sayangnya. Sosok yang selalu mengingatkan aku ketika aku salah langkah.

Sebenarnya apa yang aku takuti dari perubahan itu?
Aku hanya takut menjadi musuh terbesarnya tuhan. Sikapnya yang sekarang begitu dingin terhadapku, tak ada kehangatan lagi. Semua seolah BEKU.

Apa aku berhak marah?
TIDAK, semua haknya apapun yang akan dia lakukan itu pasti yang terbaik menurut dia.
Aku sama sekali tak berhak marah, sama sekali TIDAK.

Tapi kenapa justru rasa bersalah selalu menghantuiku?
Semakin hari ku menemukan perubahan dari nya, semakin besar rasa bersalah itu. Ku akui saat itu mungkin aku lebih peduli dia, lebih mengkhawatirkan dia, semua serba dia...dia... dan DIA. Ku akui saat masih bersama tak sepenuhnya hatiku untuknya.

Apa aku menyayangi dia tuhan?
IYA, jujur aku sangat sayang dia tuhan walau rasa itu masih sangat berbeda jauh dengan rasa yang kumiliki untuk dia yang disana.

Cinta apa mungkin?
MUNGKIN saja, saat ini tak ada alasan yang kuat bagiku untuk menjawab IYA atau TIDAK. Karena tak mudah bagiku untuk mengatakan aku mencintai dia sedangkan hati ku masih di kuasai dia yang disana.

Menghindar?
Apa ini yang harus ku lakukan sekarang?
Menurutku TIDAK, tak ada suatu alasan pun yang bisa menjawab IYA.
Tak ada gunanya bagiku untuk menghindari dia, yang ada hanya akan membuat ku lelah menghadapinya.

Apa aku menyesal mengenalnya?
Tentu saja TIDAK, aku bersyukur penah mengenalnya tuhan. Aku sangat senang, berkat dia aku bisa sedikit melupakan masa lalu HITAM itu.

Apa aku menyesal mengambil keputusan itu dulu?
TIDAK, tak ada yang aku sesali. Apa pun yang terjadi sekarang itu lah yang terbaik saat ini.

Saat ini tersimpan sejuta pertanyaan yang tertuju akan dia TUHAN.
Sejuta pertanyaan yang entah kapan akan terjawab.

Saat ini hanya RESAH, GELISAH, BINGUNG yang aku rasakan.
Termenung ku dibuatnya.

Saat ini juga untuk pertama kalinya ku merasakan hujan yang begitu derasnya karena-NYA.
Tak pernah ku duga bahwa akan serumit ini akhirnya.

Aku lelah berpura-pura terSENYUM di hadapan mereka TUHAN...
Aku lelah berusaha sok TEGAR sedangkan aku begitu RAPUH...
Aku lelah harus selalu berusaha TENANG sedangkan hatiku begitu GUNDAH...
Aku lelah harus berakting setiap harinya untuk menutupi apa yang aku rasakan...
Aku lelah harus berusaha seolah tidak terjadi apa-apa di hadapan MEREKA...

Entah berapa banyak senyum palsu yang aku tebarkan...
Entah berapa banyak kebohongan yang aku lakukan terhadap diri sendiri...
Sejujurnya aku ingin MENYERAH...
Aku terlalu lelah menghadapi semua ini TUHAN...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar