Tuhan...
Ada apa
ini?
Kenapa tiba-tiba
aku teringat akan dia?
Kenapa
aku baru merasa kehilangan?
Kenapa
aku takut dengan sikapnya yang berubah?
Kenapa
justru rasa bersalah selalu menghantuiku?
Apa iya
rasa itu sama?
TIDAK,
sama sekali tidak. Rasa itu jauh berbeda, sama sekali tak ada persamaan di
antaranya.
Apa iya
aku merasa kehilangan?
YA,
jawabannya tentu iyaa. Aku benar-benar merasa kehilangannya, kehilangan seorang
yang selalu membuat ku nyaman saat bersamanya. Seseorang yang pernah memberikan
senyuman terindahnya untukku.
Apa iya
aku merindukannya?
MUNGKIN,
rasa itu selalu menekan nurani ku untuk menjawab iyaa. Ya, aku begitu
merindukan sosok yang dulu selalu memberi ku kehangatan akan kasih sayangnya.
Sosok yang selalu mengingatkan aku ketika aku salah langkah.
Sebenarnya
apa yang aku takuti dari perubahan itu?
Aku
hanya takut menjadi musuh terbesarnya tuhan. Sikapnya yang sekarang begitu
dingin terhadapku, tak ada kehangatan lagi. Semua seolah BEKU.
Apa aku
berhak marah?
TIDAK,
semua haknya apapun yang akan dia lakukan itu pasti yang terbaik menurut dia.
Aku sama
sekali tak berhak marah, sama sekali TIDAK.
Tapi
kenapa justru rasa bersalah selalu menghantuiku?
Semakin
hari ku menemukan perubahan dari nya, semakin besar rasa bersalah itu. Ku akui
saat itu mungkin aku lebih peduli dia, lebih mengkhawatirkan dia, semua serba
dia...dia... dan DIA. Ku akui saat masih bersama tak sepenuhnya hatiku
untuknya.
Apa aku
menyayangi dia tuhan?
IYA,
jujur aku sangat sayang dia tuhan walau rasa itu masih sangat berbeda jauh
dengan rasa yang kumiliki untuk dia yang disana.
Cinta
apa mungkin?
MUNGKIN
saja, saat ini tak ada alasan yang kuat bagiku untuk menjawab IYA atau TIDAK.
Karena tak mudah bagiku untuk mengatakan aku mencintai dia sedangkan hati ku
masih di kuasai dia yang disana.
Menghindar?
Apa ini
yang harus ku lakukan sekarang?
Menurutku
TIDAK, tak ada suatu alasan pun yang bisa menjawab IYA.
Tak ada
gunanya bagiku untuk menghindari dia, yang ada hanya akan membuat ku lelah
menghadapinya.
Apa aku
menyesal mengenalnya?
Tentu
saja TIDAK, aku bersyukur penah mengenalnya tuhan. Aku sangat senang, berkat
dia aku bisa sedikit melupakan masa lalu HITAM itu.
Apa aku
menyesal mengambil keputusan itu dulu?
TIDAK,
tak ada yang aku sesali. Apa pun yang terjadi sekarang itu lah yang terbaik
saat ini.
Saat ini
tersimpan sejuta pertanyaan yang tertuju akan dia TUHAN.
Sejuta
pertanyaan yang entah kapan akan terjawab.
Saat ini
hanya RESAH, GELISAH, BINGUNG yang aku rasakan.
Termenung
ku dibuatnya.
Saat ini
juga untuk pertama kalinya ku merasakan hujan yang begitu derasnya karena-NYA.
Tak
pernah ku duga bahwa akan serumit ini akhirnya.
Aku
lelah berpura-pura terSENYUM di hadapan mereka TUHAN...
Aku
lelah berusaha sok TEGAR sedangkan aku begitu RAPUH...
Aku
lelah harus selalu berusaha TENANG sedangkan hatiku begitu GUNDAH...
Aku
lelah harus berakting setiap harinya untuk menutupi apa yang aku rasakan...
Aku
lelah harus berusaha seolah tidak terjadi apa-apa di hadapan MEREKA...
Entah
berapa banyak senyum palsu yang aku tebarkan...
Entah
berapa banyak kebohongan yang aku lakukan terhadap diri sendiri...
Sejujurnya
aku ingin MENYERAH...
Aku
terlalu lelah menghadapi semua ini TUHAN...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar